BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan salah satu jenis
infeksi yang paling sering ditemukan dalam praktik klinik. Lebih dari 25%
perempuan akan mengalami paling tidak satu kejadian ISK selama masa kehidupanya.
Kebanyakan kasus ISK tidak menimbulkan masalah yang berat, dalam artian tidak
mengancam nyawa dan tidak menimbulkan suatu kerusakan yang bersifat
irreversible. Namun demikian, resiko kerusakan ginjal yang irreversible dan
juga peningkatan resiko bakterimia akan terjadi ketika ISK mengenai ginjal
(Hvidberg et al., 2000).
Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan penyakit yang
perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya
terdapat 6 juta pasien ISK setiap tahunya. Di RS X di Yogyakarta ISK merupakan
penyakit infeksi urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit(juli-desember).
Infeksi Saluran Kemih
(ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat
seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka
prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira
mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat
mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja,
dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.
"Dari penderita ISK, menurut penelitian, kira-kira
ada sekitar 10 persen yang tidak bergejala. Dalam hal ini penderita tidak
merasakan apa-apa. Mungkin gejalanya ada tetapi si orang tersebut menganggapnya
sebagai gejala biasa. Untuk yang tak bergejala ini baru diketahui setelah
diperiksa melalui tes urin dimana urinnya banyak terdapat bakteri," terang
Sugi.
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena
tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang
yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadikronis.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang disebut dengan infeksi saluran kemih?
2.
Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya infeksi
saluran kemih?
3.
Bagaimana patofisiologi infeksi saluran kemih?
4.
Bagaimana
penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infeksi Saluran Kencing?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Definisi infeksi saluran
kemih.
2. Untuk mengetahui etiologi dari infeksi saluran kemih
3. Untuk mengetahui patofisiologi infeksi saluran kemih
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien
infeksi saluran kencing
BAB I
KONSEP MEDIS
A.
Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang
dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia.
Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia
sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20
%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua
umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua
jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi
umum, kurang lebih 5-15%.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam
urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut
bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria
asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatis bila
terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan
pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain
disebabkan karena:
o
Sisa urin dalam kandung kemih meningkat
akibat pengosongan kandung kemih kurang efektif.
o
Mobilitas menurun.
o
Pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik.
o
Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun
humoral.
o
Adanya hambatan pada aliran urin.
o
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
prostat.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki
maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada
umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering
dari pria
Infeksi saluran kemih
pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri
terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan,
pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998)
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi
yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang
uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus
urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini
terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari
traktus urinarius.
B.
Etiologi
ISK pada usia lanjut dipandang dari segi penatalaksanaan
sering dibedakan atas: (Russel, B.M., 1989; Tolkoff, Rubu N.E. dan Rubin R.H.,
1989).
a.ISK uncomplicated (simple)
a.ISK uncomplicated (simple)
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan
saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada
usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai
mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.
coli.
b.ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman
penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa
macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman
pada ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated
terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut: Kelainan abnormal
saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu
lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi, paraplegi,
atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.Kelainan
faal ginjal, baik gagal ginjal akut (GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK)
.Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme
yang paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh
bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya
steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni
oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung
kemih. Selain bakteri aerob, ISK juga dapat disebabkan oleh virus, ragi, dan
jamur.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri
yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari
Gram-negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti
oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.
Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab
ISK sedangkan entercoccus dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada
pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat
atau pada pasien yang menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus
dalam urin harus dicurigai adanya infeksi hematogen melalui ginjal. Demikian
juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur
hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi Salmonella
pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen
ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium tuberculosae.
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala
ISK akut. Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik.
Sisititis hemoragik dapat juga disebabkan oleh Schistosoma hematobium yang
termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering
menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat
pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering ialah
Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari
saluran kemih secara hematogen
Penyebab yang lain dapat terjadi
ialah :
1. Bakteri
(Eschericia coli)
2. Jamur
dan virus
3. Infeksi
ginjal
4. Prostat
hipertropi (urine sisa)
5. Dapat berasal dari organisme pd faeces yang
naik dari perineum uretra
dan kandung kemih, serta menempel
pd permukaan mucosa.
6. pengosongan kandung kemih yang tdk lengkap
7. Gangguan status metabolis (diabetes)
8. Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dlm
kandung kemih.
9. Refluks uretrovesikel ®dpt disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemih
uretra.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung
kemih ke dlm kedua ureter.
10. Kontaminasi fekal
11. Hubungan seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum kedlm
kandung kemih
12. Pemasangan alat kedlm traktus urinarius
13. statis urine
C. Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan
oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme
ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen,
limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara
asending yaitu:
o
masuknya
mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden
terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi
fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik,
pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
o
Naiknya
bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering terjadi
pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi
secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine
yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan
parut, dan lain-lain.
Sisa urin dalam kandung kemih yang
meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang berlebihan sehingga menimbulkan
nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri
dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan
mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara
hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang
menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal
yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter
yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan
parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan
pada laki-laki diatas usia 60 tahun.
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian
pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria,
dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan
daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak
dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang meradang sehingga
sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia, sering juga ditemukan enuresis nokturnal
sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. Gejala klinis
ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut
Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala,
malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di
pinggang.
ISK yang tak
bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut
akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak
tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
1. Uretritis
biasanya memperlihatkan gejala :
-
Mukosa memerah dan oedema
-
Terdapat cairan eksudat yang purulent
-
Ada ulserasi pada urethra
-
Adanya rasa gatal yang menggelitik
-
Adanya nanah awal miksi
-
Nyeri pada saat miksi
-
Kesulitan untuk memulai miksi
-
Nyeri pada abdomen bagian bawah.
2. Sistitis
biasanya memperlihatkan gejala :
-
Disuria (nyeri waktu berkemih)
-
Peningkatan frekuensi berkemih
-
Perasaan ingin berkemih
-
Adanya sel-sel darah putih dalam urin
-
Nyeri punggung bawah atau suprapubic
-
Demam yang disertai adanya darah dalam urine
pada kasus yang parah.
3. Pielonefritis
akut biasanya memperihatkan gejala :
-
Demam
-
Menggigil
-
Nyeri pinggang
-
Disuria
4. Pielonefritis
kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi
dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
E. Komplikasi
1. Pembentukan
Abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal
ginjal
F.
Pemeriksaan diagnostik
v Urinalisis
§ Leukosuria
atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih.
§ Hematuria
5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
v Bakteroilogis
§
Mikroskopis
§
Dapat
digunakan urin segar tanpa dipoutar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan
positif apabila dijumpai bakteri/lapang pandang minyak emersi.
§
Biakan
bakteri
§
Tes
kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes
reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki,
mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 – 1000.000 bakteri.
Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas
90,7 % dan spesifisitas 99,1 % untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu
terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,infeksi oleh
enterokoki dan asinetobakter.
§
Pemeriksaan
radiologis dan pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan
untuk mengetahui adanya batu atau kelainan yang merupakan anatomis yang
merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena (IVP),
ultrasonografi dan CT-scanning.
G. Pencegahan
Ada beberapa
upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara
lain :
-
Munumlah
banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
-
Segera
buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
-
Jika
membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
-
Periksa
air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dapat
segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
-
Jangan
terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
- Perempuan lebih rentan terinfeksi
saluran kemih.
H. Pengobatan
penyakit ISK
1. Terapi
antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram
negatif.
a. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3
dosis.
b. Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12
mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
c. Cephalosporin seperti cefixime atau
cephalexin.
d. Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan
bakteri yang resisten terhadap cotrimoxazole.
e. Obat-obatan seperti asam nalidiksat
atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-anak yang dikhawatirkan
mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
2. Apabila
pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
3. Dianjurkan
untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang
mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang
untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
v Aktivitas/Istirahat
ü Gejala
: sukar tidur
ü Tanda
: palpebra hitam,
v Eliminasi
ü Gejala
: Perubahan pola berkemih biasanya , peningkatan frekuensi, poliuria, oliguria,
Disuria, ragu-ragu, dan retensi Abdomen kembung
ü Tanda
: Perubahan warna urine
v Makanan/Cairan
ü Gejala
: Peningkatan BB (edema), penurunan BB, (dehidrasi)
ü Tanda
: Edema bagian pelvis
v Nyeri/Kenyamanan
ü Gejala
: Nyeri, hipertermi
ü Tanda
: Gelisah
v Neurosensori
ü Gejala
: Keram otot/kejang
B. Diagnosa
1. Nyeri
dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2. Ganguan
pola eliminasi berhubungan dengan nyeri ketika miksi ( dysuria )
3. Hipertermi berhubugan dengan pelepasan toksin
oleh bakteri
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya
aktivasi sistem RAS
5. Ansietas berhubungan
dengan stress psikologis
6. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi
perawatan di rumah
C. Intervensi
NO
|
Diagnosa
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan
dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus
urinarius lain
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa
nyaman dan nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil :
1. Pasien
mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
2. Kandung
kemih tidak tegang
3. Pasien
nampak tenang
4. Ekspresi
wajah tenang
|
Ø Pantau
haluaran urine terhadap perubahan warna, baud an pola berkemih, masukan dan
haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Ø Catat
lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
Ø Berikan
tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat
Ø Bantu
atau dorong penggunaan nafas berfokus
Ø Berikan
perawatan perineal
Ø Jika
dipaang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 nkali per hari.
Kolaborasi
Ø Konsul
dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga gelap, berkabut
atau keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih dengan jumlah sedikit,
perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau
bertambah sakit
Ø Berikan
analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
Ø Berikan
antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar .
Pemberian air sampai 2400 ml/hari
|
Ø untuk
mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
Ø membantu
mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
Ø meningkatkan
relaksasi, menurunkan tegangan otot.
Ø membantu
mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
Ø untuk
mencegah kontaminasi uretra
Ø Kateter
memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran
perkemihan
Ø Temuan-
temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu
pemeriksaan luas
Ø analgesic
memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri
Ø akibat
dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membentu membilas saluran
berkemih
|
2.
|
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan
obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
Kriteria hasil :Pola eliminasi membaik,
tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
|
Ø Awasi
pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin
Ø Dorong
meningkatkan pemasukan cairan
Ø Kaji
keluhan kandung kemih penuh
Ø status
mental:, perilaku atau tingkat kesadaran
Ø Kecuali
dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jam
Kolaborasi
Ø Awasi
pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin
|
Ø memberikan
informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
Ø peningkatan
hidrasi membilas bakteri.
Ø retensi
urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan(kandung
kemih/ginjal)Observasi perubahan
Ø akumulasi
sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada
susunan saraf pusat
Ø untuk
mencegah statis urin
Ø pengawasan
terhadap disfungsi ginjal
|
5.
|
Ansietas
berhubungan dengan stress
psikologis
Tujuan : pasien akan mengalami
penurunan rasa ketakutan dan ansietas.dengan criteria klien tidak gelisa
|
Ø Kaji
tingkat kecemasan
Ø Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Ø Beri dorongan spiritual
Ø Beri penjelasan tentang penyakitnya
|
Ø Untuk mengetahui berat
ringannya kecemasan klien
Ø Agar klien mempunyai
semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
Ø Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME.Beri support pada klien
Ø Agar klien mengerti
sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya
|
4.
|
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan aktifasi RAS (reticuloendotelia avtifing
system) ditandai dengan
Tujuan dan kriteri hasil :
Melaporkan perbaikan dalam
pola tidur/istrahat
Mengungkapkan perasaan
segar dan nyaman dalam istrahat.
|
Ø Tentukan
kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.
Ø Berikan
tempat tidur yang nyaman.
Ø Kurangi
kebisingan.
Ø Dorong
posisi nyaman , bantu dalam mengubah posisi.
Ø Tingkatkan
regimen kenyamanan waktu tidur mis; masase, segelas susu air hangat.
|
Ø mengkaji
perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat
Ø meningkatkan
kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis.
Ø memberikan
situasi kondusif saat tidur
Ø pengubahan
posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istrahat.
Ø meningkatkan
efe relaksasi. Susu mempunyai kualitas soporifik, meningkatan sintesis
serotonin, neurotransmitter yang membantu pasien tertidur dan tidur lebih
lama.
|
3.
|
Hipertermi berhubugan dengan pelepasan
toksin oleh bakteri
Tujuan
:
Suhu
tubuh da-lam batas nor-mal dengan kriteria :
Suhu
: 360 – 37 0 C
Bibir
tidak pecah-pecah.
|
Ø Observasi
tan-da-tanda vital.
Ø Beri
kompres dingin pada daerah dahi dan ketiak.
Ø Anjurkan
klien untuk minum banyak
Ø Anjurkan
pada klin untuk isti-rahat total.
|
Ø Tanda-tanda
vital dapat berubah dengan adanya peningkatan suhu tubuh.
Ø Dengan
memberi kompres dingin terjadi pemin-dahan panas ke dingin melalui proses
konduksi.
Ø Dengan
minum yang banyak di-harapkan dapat mengganti peng-uapan cairan yang keluar
aki-bat panas.
Ø Istirahat
mutlak dapat mencegah terjadinya perfo-rasi usus.
|
6.
|
Kurang
pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda
gelisah.
Kriteria Hasil :
Klien tidak gelisahKlien tenang |
Ø
Kaji
tingkat pemahaman klien tentang penyakitnya
Ø
Kaji
ulang proses pemyakit dan harapan yang akan datanng
Ø
Berikan
informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran,
jelaskna pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran
singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah
pemeriksaan
Ø
Pastikan
pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut
dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan
Ø
Instruksikan
pasien untuk menggunakan obat yang
diberikan, inum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari
buah berri.
Ø
Berikan
kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang
rencana pengobatan.
|
Ø Untuk
mengetahui tingkat pemahaman klien
Ø memberikan
pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
Ø pengetahuan
apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan
kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
Ø instruksi
verbal dapat dengan mudah dilupakan
Ø Pasien
sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan
menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu
mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
Ø Untuk
mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu
mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.
|
terimakasih banyak infonya, sangat menarik sekali dan bermanfaat
BalasHapushttp://landongobatherbal.com/obat-herbal-infeksi-ginjal/